Jumat, 29 Oktober 2010

KURANGI TERTAWA

Dari masalah ‘besar’ sampai bab yang kecil telah dibahas dan diatur. Termasuk hal tentang tertawa

Tertawa, sesuatu yang sering dilakukan. Bahkan sering terlupa padahal baru saja kita melakukannya. Sungguh sangat komplit ajaran Islam yang kita pegang ini. Dari masalah ‘besar’ sampai bab yang kecil telah dibahas dan diatur. Termasuk hal tentang tertawa. Tertawa termasuk dalam hal Akhlak.

Seorang muslin yang taat akan menjadikan Rosululloh SAW sebagai referensi akhlak termulia yang harus dicontoh. Tertawa merupakan sifat dasar manusia sebagai karunia Allah SWT kepada manusia.

Dalam QS. 53:43 di-firmankan : “dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,” Kemudian disebutkan juga bahwa Al Qur’an memberikan arahan menyedikitkan tertawa dan memperbanyak menangis mengingat dahsyatnya kehidupan setelah mati.”

Dalam QS. 9:82 difirmankan juga : “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.”

1.Pengertian dan Jenis Jenis-jenis dan tingkatan-tingkatan tertawa menurut kamus bahasa Arab :

a.Tabassum (tersenyum) Yaitu tingkatan dibawah tertawa dan merupakan tertawa yang paling baik.
b.Tertawa terbahak-bahak (Antagha)
c.Tertawa yang apabila ditampakkan berupa dengungan (Alkhanna wal khaniinan).
d.Tertawa terbahak-bahak yang paling buruk (Thaikhun thaikhun).
e.Tertawa yang melengking (Atthahthahatun)
f.Tertawa yang lebih dari tersenyum (Alhanuufu). Sebagian orang Arab menkhusukan yang satu ini dengan tertawanya para wanita.

2. Hukum

Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, “Sesungguhnya tertawa itu termasuk tabiat manusia. Binatang tidak dapat tertawa, karena tertawa itu datang setelah memahami dan mengetahui ucapan yang didengar atau sikap dari gerakan yang dilihat, sehingga ia tertawa karenanya.” Sesuai pendapat diatas, maka hukum tertawa adalah boleh.

3.Manfaat

a. Secara Kesehatan
• Sama dengan olahraga (dr. William Foy – Menuai Kesehatan dan Hikmah dari Tertawa).
• Mengurangi infeksi paru-paru (Tak mau hemat tertawa).
• Mengurangi sakit jantung (Tak mau hemat tertawa).
• Meningkatkan semangat dan kesehatan (Dr Joseph Mercola dan Rachel Droege – Duh Suamiku, Senyum Doong…).
• Mengurangi dua hormon dalam tubuh yaitu eniferin dan kortisol, yang bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit (Dr. Lee Berk – Menuai Kesehatan dan Hikmah dari Tertawa).
• Mengurangi rasa nyeri atau sakit (dr. Rosmary Cogan – Menuai Kesehatan dan Hikmah dari Tertawa).
• Obat awet muda (Prof. Dr. Lucille Namehow – Menangis dan Tertawa Sama Sehatnya).

b. Secara Psikologi
• Mengurangi stress (Gaya Hidup – Tertawalah Selagi Bisa).
• Meningkatkan kekebalan (dr. W.M. Roan – Gaya Hidup – Tertawalah Selagi Bisa).
• Menurunkan tekanan darah tinggi (Gaya Hidup – Tertawalah Selagi Bisa).
• Mencegah penyakit (dr. William Frey – Gaya Hidup – Tertawalah Selagi Bisa).

c. Secara Ibadah
• Merupakan sedekah.
• Memberi kesan berseri dan optimis.
• Penawar bagi rohani, obat bagi jiwa dan ketenangan bagi sanubari yang lelah setelah berusaha dan bekerja (Syaikh A-idh al-Qarni).
• Tanda kemurahan hati, isyarat bagi suatu temperamen yang mantap, tanda bagi murninya suatu tujuan (Syaikh A-idh al-Qarni).
• Menunjukkan kebahagiaan.

4. Tertawanya Rasulullah SAW.
a. Berupa senyuman yang menarik.
b. Tidak tertawa, kecuali apabila berhubungan dengan kebenaran.
c. Tidak berlebihan dalam tertawanya hingga tubuhnya bergoyang atau hingga tubuhnya miring atau hingga terlihatlah langit-langit mulut beliau.
d. Bukan berupa hal yang sia-sia atau permainan semata atau hanya sekedar pengisi waktu lengang semata.

5.Adab/Etika.
a. Meneladani Nabi dalam senyuman dan tawa beliau.
Dari Ka’ab bin Malik r.a, ia berkata: ”Rasululla apabila (ada sesuatu yang membuatnya) senang (maka) wajah beliau akan bersinar seolah-olah wajah beliau sepenggal rembulan.“ (HR Al-Bukhari kitab al-Maghaazi bab Hadiits Ka’ab bin Malik (no. 4418), al-Fat-h (VIII/142))
b. Tidak tertawa untuk mengejek, mengolok, mencela dan sebagainya. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadiwanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mnecela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiap yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)
c. Tidak memperbanyak tertawa. “Berhati-hatilah dengan tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (Hadits shahih, Shahiibul Jaami’ (no.7435))
d. Tidak menjadikannya sebagai sebuah profesi seperti halnya saat ini. ”Celakalah bagi orang-orang yang bercakap-cakap dengan suatu perkataan untuk membuat sekelompok orang tertawa (dengan perkataan tersebut), sedang ia berbohong dalam percakapannya itu, celakalah baginya dan celakalah baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi kitab az-Zuhd bab Man Takallama bi Kalimatin Yudh-hiku bihan Naas (no. 2315), telah di hasankan oleh Syaikh al-Albani dengan nomor yang sama, terbitan Baitul Afkar ad-Dauliyah)

Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi bahwa maknanya adalah apabila seseorang berbicara dengan suatu pembicaraan yang benar untuk membuat orang lain tertawa, hukumnya adalah boleh. Al-Ghazali berkata, ”Jika demikian, haruslah sesuai dengan canda Rasulullah, tidak dilakukan kecuali dengan benar, tidak menyakiti hati dan tidak pula berlebih-lebihan.”
e.Tidak berlebih-lebihan dalam tertawa dan terbahak-bahak dengan suara yang keras. ”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.” (HR. Al-Bukhari kitab al-Aadab bab at-Tabassum wadh Dhahik (no. 6092), al-Fat-h (X/617)) Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, ”Yaitu, tidaklah aku melihat beliau berkumpul dalam hal tertawa, di mana beliau tertawa dengan sempurna dan suka akan hal tersebut secara keseluruhan.” Dan masih banyak lagi hadist yang menceritakan kisah senyuman dan tertawa Rosululloh SAW.

6.Kesimpulan

Perlu adanya menejemen diri terutama dalam hal kegiatan tertawa. Banyak mengingat mati dan dosa-dosa kita akan menjadikan hati ini lebih banyak menangis daripada tertawa melihat apa yang tersedia di muka bumi ini.

Kesimpulan utama adalah = Banyaklah menangis dan sedikitkan tertawa.

Tulisan : Aries Taufiq Kurniawan (topibag@yahoo.com)

Senin, 27 September 2010

Pemuda pemanggil ” IzraiL ”

Sebuah kisah yang diringkas dari kisah dan hikmah petutur para salaf

Simak kisah yang penuh makna berikut ini :

Alkisah ada seorang pemuda miskin yang ingin melamar anak seorang pengusaha.Karena sudah cukup kenal dengan sang anak pengusaha,dan tampaknya saling mencintai ,maka pemuda tersebut memberanikan diri untuk melamarnya.
Suatu hari yang cukup cerah . .
pemuda tersebut datang dengan baju terbaiknya dengan orang tuanya untuk melamar anak seorang pengusaha . . .
Sesampainya dirumah ,mengucapkan salam dan berjabat tangan . .

si pemuda berkata ,
” Wahai ayah dari orang yang aku cintai, ijinkan aku untuk meminang putrimu . ? ”

Sang pengusaha berkata,
” silahkan , saya senang dengan anda ,tapi bolehkah saya tahu apa usaha anda ? ”

jawab si pemuda,
” maaf, saya belum memiliki pekerjaan.Tetapi saya cinta dengan anak anda.Dan saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menafkahinya ”

kata pengusaha,
“Maaf,bukannya tidak boleh,Tapi anak saya ini biasa berkecukupan.Saya kasihan kalau harus susah terlebih dahulu bersamamu .Silahkan kamu mencari pekerjaan dahulu ,buktikan kamu bisa.Nanti kamu boleh meminangnya ”

Si pemuda itu hanya diam seribu bahasa.Seakan hacur bukan kepalang hati pemuda.Cinta yang membekas dihati membuat pemuda lepas daratan.

Selepas pulang dari rumah seorang anak yang dicintainya,
pemuda tersebut langsung berlari . .hingga memasuki hutan.

Pemuda tersebut berteriak ,
” APA INI ? HIDUP TIDAK ADIL . .AKU CINTA DIA TAPI AQ TIDAK BOLEH MEMINANGNYA,AKU MUSLIM ,AKU INGIN BERTA ARUF, YA ALLAH AKU INGIN DIA YA ALLAH. . KALAU TIDAK DI KASI . . AKU INGIN MATI. . AKU INGIN MATI . .. . . .”

tak lelah berteriak . . pemuda pun berteriak kembali ..

” WAHAI IZRAIL . .DIMANA KAMU ? IZRAIL . AKU MEMANGGILMU . .CABUT NYAWAKU SEKARANG. .WAHAI IZRAIL . .. WAHAI IZRAIL DIMANA KAMU UUUUUUUUUUUUUUUU !!! ”

teriak pemuda mencegangkan .. .

sambil berlari ,.. .
TIBA – TIBA datanglah seorang kakek tua ,menghampiri pemuda tersebut.Dan berkata,

ada apa wahai pemuda? ,koq teriak – teriak? ” , tanya kakek tua.
“saya ingin kerja pak,untuk melamar anak seorang pengusaha di sana!! ” jawab pemuda .

ooh ,, begitu ya. .
kalau begitu ,kakek pinjamkan uang kakek buat modal usaha kamu ya. .
” kata kakek .

” yang benar kek ? subhanallah .. saya mau kek . .”jawab pemuda.

ahirnya si kakek meminjamkan uangnya ,dan berpesan kepada pemuda. .
” wahai pemuda ini uang kakek pinjamkan kepadamu Untuk membuka usaha dan kakek doakan sukses kamu.Tapi ingat,ini pinjam . Nanti suatu saat kakek tagih uangnya ”

” iya kek ,nanti pasti saya kembalikan “,jawab pemuda.

Tak selang beberapa bulan,usaha pemuda pun berkembang sangat pesat.Hingga menjadikan pemuda tersebut orang yang sukses dan kaya raya.
Niat awal untuk meminang putri pemuda tersebut ,ahirnya kembali dijalankan . .

Datanglah pemuda tersebut,dengan mobil dan pengawalnya memasuki rumah pengusaha dan mengucapkan salam.

Wahai ayah seorang anak yang aku cintai, sekarang aku mau meminang anakmu kembali.Maukah engaku menerimany ? ” kata pemuda

” wah kamu berbeda sekali,kalau begitu silahkan engkau nikahi putriku .Aku ridho silahkan .. ” jawab sang pengusaha.

Ahirnya si pemuda menikah dengan gadis pujaannya. Perayaaan demi perayaan digelar dan berlangsung meriah. Hingga pada suatu malam yang dinanti – nantikan pengantin.
Yaitu malam pengantin .

Pada malam pengantin,tinggalah pemuda dan gadis idamannya berduanya dikamar.
Tiba – tiba ada suara orang mengetuk pintu kamar dengan keras,” TOK .. TOK. . TOKK .. . !! ” ,suara pintu kamar diketok.

Siapa itu ? tidak sopan ,kamar pengantin diketok !! ” suara pemuda dengan lantang.
tak ada jawaban dari pengetok pintu… tapi teruslah bunyi ketok pintu berdering nyaring. .

” TOK . .TOO K .. Took … Toook. .. ” !!! ..

Tampa berpikir panjang lagi ..
pemuda keluar dari kamar dengan muka merah ..
Dibukanya pintu kamar,
dilihat seorang kakek tua berdiri dibalik pintu.

Sang kakek berkata , ” Wahai pemuda,masih ingatkah aku ? ”
Pemuda itu menjawab , ” subhanallah , anda adalah kakek yang membantu saya waktu miskin dulu ya? ? ,tentu saya masih ingat sekali. . .sekarang saya sudah menikah dengan gadis idaman saya kek.Sekarang malam pengantin kek .. Malem yang saya nanti nantikan. .

Sang kakek berkata,” alhamdulillah, sekarang saya ingin mengambil yang harus saya ambil..”

Pemuda pun menjawab,” waduh,ini malam pengantin,saya minta maaf kek..besok pagi saya bayar lunas hutang saya semuanya . . ”

Sang kakek berkata, ” bukan uang yang saya ingin ambil . .nak ”

Pemuda berkata, ” lalu apa kek

Sang kakek , ” apakah kau tak tahu siapa aku ini, aku yang engkau panggil di hutan nak .. ”

Pemuda berkata, ” siapa kek yang aku panggil .. <>

Si kakek, ” Bukan kah kau memanggil IZRAIL – IZRAIL . .?
ketahuilah . .bahwa akulah ” IZRAIL ITU !! ”
Dan sekarang aku diperintahkan oleh ALLAH SWT untuk mengambil nyawamu . .

pemuda tersebut berkata, ” ALLAHU AKBAR, JANGAN SEKARANG WAHAI IZRAIL ,. .INI ADALAH MALAM YANG AKU RINDU – RINDUKAN .TOLONG WAHAI IZRAIL .. JANGAN SEKARANG . .TOLONG. . TOLONG. . (pemudapun menanggis sekeras – kerasnya .. )

Izrail berkata, ” Perintah ALLAH tidak bisa diganggu gugat, sekarang sudah waktu nya engkau kembali kepadanya ”

Pada detik itu juga ,ahirnya pemuda itu wafat di depan pintu .

Pelajaran yang dapat dipetik :

> Janganlah engkau mencintai siapapun melebihi cintamu kepada ALLAH SWT .Karena cinta kepada ALLAH SWT tidak mungkin membuat engkau kecewa,bahkan akan membuat engkau nyaman dan sejuk selama lamanya

ingatlah bahwa ajal ,cepat atau lambat akan menghampirimu .Dan ajal tidak dapat ditunda walaupun sedetik saja.Jadi bersiaplah untuk ajal yang tak tahu kapan datang menghampirimu . .

Selasa, 27 Juli 2010

Berapa lama Kita dikubur?

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.

Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915:20- 01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya...

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya.

"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ... "

Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana . Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"

"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"

Ayahnya tersenyum, "Lalu?"
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ..... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata...

Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan?

Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri jenggotnya

Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani.

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya...

"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."

Sebarkan e-mail ini ke saudara-saudara Kita, mudah-mudahan bermanfaat.. .

"Sebarkanlah walau hanya 1 ayat"

sumbar :
http://co2cos.multiply.com/reviews
http://blontankpoer.blogsome.com/2007/12/

Jumat, 23 Juli 2010

BAHAYA PANDANGAN

Maha suci Allah yang telah memberikan ni`mat yang begitu banyak kepada kita ,Dialah Robb semesta alam yang mengatur seluruh jagad raya ini, yang memberikan seluruh kebutuhan hamba-Nya ,kendatipun diantara hamba itu ada yang tidak mensyukuri ni`mat yang telah diberikan kepadanya.
Diantara ni`mat Allah yang diberikan kepada kita ialah mata , dengan ni`mat ini kita bisa melihat apa yang ada di dunia ini berupa ayat -ayat kauniyah,dan diantara bukti syukur seorang hamba kepada Robbnya ialah menggunakan ni`mat itu kepada jalan yang diredloi-Nya .Seperti halnya mata yang ada pada kita ,bagi hamba yang mengerti
Ia gunakan untuk mendekatkan dirinya kepada Allah ,ia jaga matanya agar tidak terjatuh kepada hal-hal yang dilarang,berbeda halnya dengan orang yang belum mengerti ia akan menggunakannya kepada hal-hal yang dilarang dan diharamkan,Allah telah mengingatkan kita dengan sebuah ayat :


"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya"[Annur :30]


"Dan katakanlah kepada wanita yang beriman hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka"

Ibnu katsir berkata :
Hendaklah mereka menahan pandangan mereka "berarti pandangan terhadap hal-hal yang diharamkan oleh Allah ,bagi kaum wanita diharamkan untuk melihat laki-laki selain suaminya.
Oleh karna itu banyak dari pada ulama yang berpendapat untuk tidak memperbolehkan wanita melihat laki-laki yang bukan muhrimnya ,baik dengan syahwat ataupun tidak ,begitu juga sebaliknya laki-laki tidak diperbolehkan memandang wanita yang bukan muhrimnya .
Alasan larangan tersebut adalah :karna pandangan merupakan pendahuluan dari perbuatan zina .Bahkan nabi Muhammad telah menyebutnya sebagai "zina mata".
Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi anak cucu adam bagian dari zina yang ia pasti mengetahuinya zina mata berupa pandangan,zina lisanberupa ucapan dan jiwa mengharap dan menginginkan dan kemaluan membenarkan dan mendustainya". [Bukhori dan muslim].
Al hafidz ibnu hajar mengatakan :
Ibnu bathol berkata : Pandangan dan ucapan disebut berbuat zina karna keduanya mengajak kepada zina yang sebenarnya oleh karna itu Rasulullah menyatakan dan membenarkan atau mengingkarinya.

Akhi fillah ……
Pandangan merupakan kunci utama bermulanya kemaksiatan yang kemudian timbul rasa simpati dari rasa simpati itulah muncul keinginan untuk semakin dekat dan akrabkemudian meningkat pada rasa mawaddah ,rasa cinta yang mengarah pada berangan-angan untuk bisa memiliki setelah itu meningkat pada tahapan mabbah [rasa cinta yang biasa dimiliki oleh seorang kekasih ].Lalu meningkat pada tahap khullah[tingkat cinta seperti kepada istri atau suami ]tahapan berikutnya adalah hawa rasa cinta yang mengarah kepada hal yang negatif dan kemudian akan meningkat kepada isyq dimabuk cinta dan yang paling puncak adalah tatayyum diperbudak oleh cinta] .[Belenggu nafsu:Ibnul jauzi]

Hukum Upacara Bendera

Upacara bendera dan lagu kebangsaan yang mengiringi disetiap pelaksanaan upacara bendera merupakan hal atau fenomena yang biasa kita saksikan di televisi atu bahkan kita sendiri memeringati atau melaksanakannya ketika bertepatan dengan hari hari besar ,terkhusus ketika peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ,bahkan bagi setiap siswa merupakan kegiatan atau rutinitas yang wajib di laksanakan sekali dalam sepekan .Dalam setiap peringatan hari kamerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus ,maka bersamaan dengan itu pula hampir diseluruh pelosok negeri memperingatinya , mulai dari kalangan atau instansi serta lembaga negri dan swasta hingga hampir seluruh masarakat memperingati dan merayakannya dengan upacara bendera dan berbagai macam acara di dalamnya guna memeriahkan hari besar dan bersejarah ,tidak juga ketinggalan para paskibra /pasukan pengibar bendera pun dalam pelaksanaanya ,mereka dengan penuh gagah ,gagah dan lantang dalam menyanyikan lagu kebangsaan .Namun tak terlepas dari itu semua layak nya kita sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka perlunya kita mncermati,mengkaji ulang dari setip amalan /aktivitas serta kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang telah Allah wahyukan kepasda Nabi-Nya hingga sampai kepada kita atau justru perbuatan tersebut menyelisihi dari apa yang telah di tetepkan oleh Allah Rosul-Nya atau merupakan wujud dari penolakan dari yang telah Allah tetepkan di dalam Alquran ,yang mana perbuatan tersebut bisa terjerumus pada kekufuran sebagaimana perbuatan yahudi dan nashroni.Berangkat dari itu semua akan dipaparkan pendapat para u'lama dalam mensikapi hukum upacara bendera dan lagu kebangsaan , Ahmad bin A'bdur razak

Ad-duwaisiy dalam bukunya "Fatawa al lajnah ad daimah lilbuhuts al ilmiyah wal ifta'' pada bab aqidah, mengatakan tentang bagaimana hukum menyerupai atau ikut serta dalam peringatan hari raya dan upacara-upacara serta perayaan hari-hari khusus bagi orang-orang kafir yahudi dan nashroni? beliau menjawab bahwasannya itu meupakan pebuatan terlarang dan tidak boleh dalam Islam,disamping itu banyak ayat dan hadits yang menerangkan tentang tidak boleh nya kaum muslimin menyerupai atau bertasyabuh terhadap orang-orang kafir yahudi dan nashroni yang salah satunya adalah melaksanakan kegiatan atau upacara-upacara yang biasa mereka lakukan atau memang produk dari mereka seperti upacara bendera beserta lagu kebangsaan nya.Upacara bendara merupakan suatu kegiatan yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi guna mengenang dan menghormati perjuangan rakyat dan para pahlawan Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.Maka ditetapkanlah pada tanggal 17 Agustus merupakan sebagai hari bersejarah bagi rakyat Indonesia,yang kemudian diadakanlah berbagai macam kegiatan atau acara guna memeriahkan hari bersejarah tersebut.akan tetapi kalau kita tengok dan pelajari kahidupan para salafusholeh atau orang-orang terdahulu berikut generasi setelahnya,yang mana kita mengetahui ,bahwasanya meraka adalah orang yang paling tahu dan mengerti serta faham tentang Rosulullah Salallahu alaihi wasallam, kita dapati dalam sejarah mereka tidak pernah melakukan hal-hal tersebut dan mereka hanya mengamalkan apa yang telah Rasul kerjakan dan Nabi pun tidak pernah mencontokannya dalam bebagai peristiwa yang bersejarah dalam Islam.Jika para u'lama membolehkan adanya peringan-peringatan pada hari bersejarah dalam Islam,maka itupun tak terlepas dari syarat-syarat yang membatasi didalam pelaksanaannya.

Rabu, 23 Juni 2010

FATWA-FATWA SEPUTAR NYANYIAN

FATWA-FATWA SEPUTAR NYANYIAN
DAN MENDENGARKAN MUSIK

Fatwa Qadhi al-Qudhat Taqiyuddin as-Subki:
"Nyanyian termasuk kemunkaran dan bid`ah. Tak pernah ada seorang Nabi pun yang membawa ajaran seperti itu. Juga tak ada satu kitab Allah swt yang menyampaikan ajaran seperti itu. Nyanyian merupakan perbuatan orang-orang bodoh, bahkan merupakan perbuatan setan. Para ulama berpendapat bahwa acara-acara yang disertai rebana dan seruling hukumnya haram. Imam Syafi`i tidak pernah mengatakan bahwa perbuatan seperti itu hukumnya mubah. Acara-acara dimana kaum pria dan kaum wanita berikhtilath juga termasuk perbuatan munkar yang wajib untuk ditolak. Kaum pria dan kaum wanita tidak diperbolehkan berkumpul bercampur baur kecuali di majelis-majelis yang khusus yang mana acara hiburan yang diiringi musik bukanlah termasuk salah satu majelis khusus tersebut. Maka anggapan mereka bahwa perbuatan itu termasuk salah satu perbuatan taqarrub adalah suatu kebohongan kepada Allah swt. Adapun perkataan mereka bahwa nyanyian dapat menambah peka rasa mereka, adalah perbuatan orang-orang yang bodoh atau yang pura-pura bodoh. Perasaan akan bertambah peka dan keimanan akan bertambah kuat bukan dengan mendengarkan nyanyian, tapi dengan mendengarkan hal-hal yang disyari`atkan Islam seperti mendengarkan bacaan al-Quran, sunnah, ilmu-ilmu, kisah kehidupan orang shalih, dan lain-lain yang dapat berpengaruh baik terhadap hati. Nyanyian tidak termasuk diantaranya. Mereka mengatakan bahwa as-sama` (mendengarkan) adalah salah satu cara taqarrub kepada Allah. Bila yang mereka maksudkan adalah mendengarkan al-Quran, sunnah, kisah hidup orang shalih, atau perkataan–perkataan lain yang berpengaruh baik dengan hati, maka perkataan itu benar. Namun bila yang mereka maksudkan adalah mendengarkan nyanyian, maka perbuatan mereka itu tidak benar. Adapun bila mereka mengatakan bahwa nyanyian itu hukumnya mubah, maka selama tidak ada suara rebana dan seruling, tidak ada ikhtilath antara kaum pria dan kaum wanita, tidak ada kondisi yang memungkinkan antara pria dan wanita yang bukan mahram saling memandang dengan bebas, tidak ada perkataan yang tidak senonoh, tidak ada cumbu rayu yang diharamkan, dan hal-hal lain yang dilarang agama, maka perbuatan mereka itu benar dan perbuatan itu termasuk yang diperbolehkan. Adapun bila perbuatan atau acara itu mengandung kemunkaran, seperti melihat hal-hal yang diharamkan dan mendengarkan hal-hal yang tidak patut maka apa yang mereka katakan itu tidak benar. Imam Syafi`i hanya membolehkan yang pertama, bukan yang kedua. Perbuatan dosa, meskipun kecil, namun jika dilakukan terus menerus maka dosanya akan menjadi besar sehingga tidak bisa lagi terhapus kecuali dengan istighfar yang benar-benar terucap dari lubuk hati serta dengan melakukan taubat secara sungguh-sungguh. Adapun bila taubat yang dilakukan itu hanya sebatas di lidah saja tanpa disertai tekad di dalam hati, maka taubat seperti itu adalah taubatnya para pendusta dan tidak ada manfaatnya dan tidak akan dapat menghapuskan kemaksiatan. Yahya bin Mu`adz ar-Razi mengatakan: 'Istighfar dengan lisan saja adalah taubatnya para pendusta.' "

Fatwa Qadhi al-Qudhat Burhanuddin bin Abdul Haq al-Hanafi:
"Nyanyian termasuk perbuatan bid`ah dan perbuatan haram yang dapat menyebabkan seseorang jatuh derajat keadilannya, tertolak kesaksiannya, dan hilang nama baiknya. Tak ada satu ulama terkemuka pun yang menghalalkan perbuatan seperti itu. Allah berfirman: "Shalat mereka di sekitar Baitullah itu tidak lain hanya siulan dan tepuk tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu." Dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Umamah dikatakan bahwa Nabi saw melarang jual beli (budak-budak) yang berprofesi sebagai penyanyi, perdagangan yang terkait dengannya, serta penghasilan yang diperoleh darinya. (HR. at-Tirmidzi). Dalam hadits lain dari Abu Ubaidah Rasulullah saw bersabda, "Sungguh bahwa kamu minum nanah sampai memenuhi perutmu adalah lebih baik daripada kamu menyukai syair-syair (nyanyian)". Ibnu Mas`ud berkata, "Nyanyian menumbuhkan kemunafikan di dalam hati sebagaimana hujan yang menumbuhkan rerumputan." Umar bin Abdul `Aziz juga berkata seperti itu. `Utsman berkata, "Sejak aku berbai`at kepada Rasulullah saw, aku tidak pernah lagi berkhayal, bernyanyi, dan menyentuh kemaluanku dengan tangan kanan." Suatu rombongan yang sedang berihram pernah lewat di hadapan Ibnu `Umar, ketika beliau mendengar seseorang diantara mereka yang bernyanyi, beliau berkata, "Sungguh Allah tidak akan mendengarkan kalian, Allah tidak akan mendengarkan kalian." Imam Malik berkata, "Apabila seseorang membeli seorang budak perempuan, kemudian terbukti bahwa budak perempuan itu adalah seorang penyanyi, maka dia boleh mengembalikannya kepada si penjualnya dengan alasan bahwa budak perempuan tersebut memilki cacat." Beliau pernah ditanya, "Adakah rukhshah dalam hal nyanyian menurut ulama Madinah?" Maka beliau menjawab, "Nyanyian adalah perbuatan kaum fasik." Imam Syafi`i berkata, "Mereka berdua tidak boleh dianggap sah persaksiannya, karena mereka menyukai permainan musik yang dibenci, bahkan menyerupai perbuatan bathil. Orang-orang yang suka melakukan perbuatan tersebut dianggap safah (orang bodoh atau idiot yang tidak dianggap sah persaksiannya). Dan barangsiapa yang menyukai hal tersebut untuk dirinya sendiri maka dia dianggap bodoh, meskipun perbuatan tersebut tidak diharamkan secara jelas." Ada yang mengklaim bahwa Imam Syafi`i membolehkan perbuatan dan acara yang di dalamnya terdapat nyanyian. Ketahuilah bahwa tak ada seorang ulama pun yang membolehkan orang-orang untuk berkumpul menghadiri acara-acara dimana terdapat tarian, nyanyian, alat musik, wanita, dan murd (anak laki-laki yang masih muda dan tampan yang belum berjanggut), apalagi hal itu diadakan di rumah Allah swt., dan hal ini banyak dilakukan oleh orang-orang sufi. Mereka menganggap nyanyian dan tarian dapat memantapkan kecintaan kepada Allah swt dan dapat menggerakkan kekuatan yang terpendam di dalam jiwa. Hanya kepada Allah-lah kita memohon penjagaan dan petunjuk."


Fatwa Syaikh Syarafuddin bin al-Hasan al-Hanbali:
"Nyanyian adalah termasuk bid`ah yang diharamkan sesuai kesepakatan jumhur ulama. Orang yang melakukannya berarti telah berbuat dosa, jatuh wibawanya, dan tertolak kesaksiannya. Banyak sekali dalil al-Quran maupun sunnah yang mengungkapkan celaan dan larangan atas perbuatan itu. Juga banyak keterangan yang mengungkapkan kerusakan yang ditimbulkan dari perbuatan itu. Banyak pula celaan dan larangan dari para ulama salaf dan para Imam yang empat dan yang lainnya terhadap perbuatan dan kebathilan ini. Nyanyian jelas mengandung hal-hal yang dilarang oleh syari`at. Tabuhan rebana, tiupan seruling, dan nyanyian telah disepakati keharamannya oleh jumhur ulama. Kehadiran kaum pria bersama kaum wanita dalam acara seperti itu juga termasuk hal yang dilarang oleh Islam. Namun dari semua itu, bid`ah dan kemunkaran yang paling besar adalah keyakinan mereka bahwa nyanyian dan tarian adalah salah satu cara untuk ber-taqarrub kepada Allah swt. Perkataan seperti ini jelas-jelas merupakan kebohongan besar dan kebathilan yang nyata. Tidaklah mungkin ber-taqarrub kepada Allah dengan perbuatan-perbuatan bid`ah dan kemunkaran yang diharamkan. Syaikh Muwaffiquddin mengatakan, 'Perbuatan seperti itu termasuk kemaksiatan dan perbuatan main-main yang dicela oleh Allah dan Rasul-Nya. Perbuatan ini juga dibenci oleh para ahli ilmu. Mereka menganggapnya sebagai bid`ah mereka pun melarang orang-orang untuk melakukannya. Tak mungkin orang mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan kemaksiatan dan hal-hal yang dilarang-Nya. Barangsiapa yang ber-taqarrub kepada Allah dengan melakukan kemaksiatan maka dia akan diusir dan makin jauh dari Allah swt. Dan barangsiapa yang menganggap perbuatan sia-sia dan main-main sebagai agama, maka dia termasuk orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi. Dan barangsiapa yang berusaha untuk sampai kepada Allah dengan menempuh jalan selain jalan yang ditunjukkan oleh Rasulullah maka dia akan menjadi orang yang gagal dalam menempuh tujuan itu'."


Fatwa Syaikh `Imaduddin bin Katsir asy-Syafi`i:
"Cukuplah bagiku Allah. Dialah sebaik-baiknya pelindung. Mempergunakan alat musik dan mendengarkannya adalah perbuatan haram sebagaimana ditunjukkan oleah hadits-hadits Nabi. Diantaranya adalah hadits dari Abdurrahman bin Ghum al-Asy`ari dari Abu Amir atau Abu Malik. Al-Asy`ari berkata, "Demi Allah dia tidak berdusta kepadaku bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Pasti akan ada diantara umatku orang-orang yang menghalalkan minuman keras, sutera, dan alat-alat musik.'" Allah swt berfirman, "Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah". (Luqman: 6). Ibnu mas`ud berkata, "Demi Allah, yang dimaksud lahwal hadits (perkataan yang tidak berguna) dalam ayat tersebut adalah nyanyian". Adapun mengenai mempergunakan alat-alat musik ini untuk ber-taqarrub kepada Allah, serta menganggapnya sebagai suatu jalan untuk mendapatkan pahala-Nya, jelas pendapat seperti itu merupakan bid`ah. Tak ada seorang Nabi pun yang mengatakan demikian dan tidak ada datu pun kitab samawi yang mengajarkan demikian. Allah berfirman, "Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka main-main dan senda gurau". (al-An`am: 70). Firman-Nya yang lain, "Shalat mereka di sekitar Baitullah, tidak lain hanya siulan dan tepukan tangan". Dalam ayat tersebut disebutkan siulan dan tepukan, sedangkan suara rebana dan seruling lebih keras daripada itu. Sebuah hadits shahih riwayat Muslim mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Lonceng adalah seruling setan". Bila lonceng saja dikatakan seruling setan, bagaimana halnya dengan rebana yang diiringi dengan gendang dan seruling dengan beragam bentuk dan suara. Abu Bakar ash-Shiddiq menghardik dua orang budak perempuan yang menabuh rebana di hadapan puteri beliau, `Aisyah ra, pada suatu hari raya. Saat itu beliau berkata, "Beraninya engkau memainkan seruling syetan di rumah Rasulullah saw….!" Maka Rasulullah bersabda, "Biarkanlah wahai Abu Bakar, karena semua kaum memiliki hari raya. Dan inilah hari raya kita". Dari peristiwa itu dapat diambil kesimpulan bahwa Rasulullah menyetujui ucapan Abu Bakar, yaitu 'seruling syetan', namun kemudian beliau mengecualikannya untuk acara-acara hari raya yang dihadiri kalangan dekat saja, sebagai ucapan kegembiraan dan kebahagiaan. Adapun yang mengatakan bahwa nyanyian adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah kemunkaran dan bid`ah yang paling besar. Setelah abad ketiga, pendapat ini semakin menjadi-jadi di kalangan sufi, dan ketika terbukti mereka semakin menggemari dan mencintai perbuatan-perbuatan seperti itu tanpa pengetahuan sedikit pun akan akibat buruk dan kerusakan yang ditimbulkan, maka para imam semakin menginkarinya."

Mengungkap Hukum Mendengarkan Nyanyian
Allah swt berfirman, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu." (QS. al-Mai`idah: 3).
Dengan turunnya ayat itu Allah telah menyempurnakan Islam bagi kita dengan segala kewajiban, keutamaan, dan anjurannya. Allah telah menunjukkan semua jalan yang dapat kita ikuti untuk kemaslahatan hati dan agama kita. Allah juga telah menunjukkan semua hal yang diharamkan dan dimakruhkan-Nya yang dapat menjerumuskan kita pada kerusakan hati dan agama kita.
Maka bila ada orang yang berkata bahwa nyanyian adalah suatu jalan yang dapat kita gunakan untuk memperbaiki dan melembutkan hati, serta dapat membangkitkan kecintaan dan kepekaan pada-Nya, maka kemungkinannya adalah salah satu dari hal berikut:
Pertama, bila memang nyanyian itu mengandung kebaikan sebagaimana yang mereka katakan, maka untuk kesempurnaan agama-Nya Allah akan mensyaria`tkannya melalui Rasul-nya. Rasulullah pun akan melakukannya dan menganjurkan ummatnya untuk mengerjakannya. Beliau akan mensunnahkannya dan menyerukan seluruh ummatnya untuk juga melakukannya. Sebagai seorang Nabi, beliau tidak akan membiarkan suatu sebab yang dapat mendekatkan seorang hamba dengan Allah swt dan dapat memperbaiki hati manusia serta agamanya, kecuali akan disyari`tkannya, diperintahkannya, dan diserukannya. Sungguh Rasulullah beserta agamanya bersih dari nyanyian yang mengandung banyak sekali kerusakan yang tidak diketahui secara pasti kecuali oleh Allah. Demikian pula para shahabatnya dan seluruh pengikutnya semuanya bersih dari keterikatan dengan nyanyian. Penisbatan terhadap mereka dalam hal nyanyian adalah suatu kebohongan besar dan bukti yang dibuat-buat dengan tujuan supaya kebathilan yang mereka ciptakan itu laris dan tersebar di kalangan Muslim. Kebohongan itu mereka jadikan sebagai perisai untuk berlindung dari serangan golongan pengikut setia dan penolong Rasulullah.
Kedua, bisa saja mereka mengkui bahwa Allah pernah mensyari`atkannya demikian pula Rasul-Nya. Namun mereka tetap bersikeras menganggap bahwa nyanyian termasuk salah satu bagian dari hakikat keagamaan yang dapat membuat hati menjadi baik dan mendekatkannya kepada Allah. Bila demikian sikap yang mereka tunjukkan, berarti mereka menganggap Islam ini mengandung kekurangan, dan mereka –orang-orang yang menggemari nyanyian itu- yang kemudian menyempurnakannya. Mereka mengira bahwa mereka mempunyai hak untuk menentukan suatu kebaikan yang tidak pernah dilakukan sebelumnya oleh para shahabat Muhajirin dan Anshar. Mereka semua pasti terjerumus pada salah satu dari dua hal yang dapat menafikan Keislaman itu. Adalah lebih baik bagi mereka bila segera mengakui kebenaran dan mengikutinya. Orang yang menganggap nyanyian yang bathil, sia-sia, dan tidak bermanfaat itu sebagai bagian dari agama, maka dia termasuk orang yang disebutkan dalam al-Quran, yang artinya, "Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia." (QS. Al-An`am: 70). "Shalat mereka di sekitar Baitullah itu tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. Maka rasakanlah azab yang disebabkan kekafiranmu." (QS. Al-Anfal: 35). "Dan diantara mereka (ada) orang yang menggunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan." (QS. Luqman: 6-7).
Banyak dari kalangan salaf yang menafsirkan bahwa "perkataan yang sia-sia" itu adalah nyanyian. Mengenai hal itu diriwayatkan sebuah hadits marfu` dari `Aisyah, "Sesungguhnya Allah mengaharamkan biduan, membelinya, harganya (uang penjualannya), mengajarnya, dan mendengarkannya, kemudian ia membaca ayat yang artinya, 'Dan diantara manusia (ada) orang yang menggunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah.'" Sedangkan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari abu Umamah, dan sanadnya adalah bahwa Nabi saw besabda, "Janganlah kalian menjual biduan-biduan, jangan kalian membelinya, jangan kalian mengajarkannya, tidak ada kebaikan dalam memperdagangkannya, dan harganya pun haram." Dalam hal ini turun surat Luqman: 6-7 di atas.
Para shahabat dan para tabi`in mengatakan bahwa ayat tersebut (QS. Luqman: 6-7) berkaitan dengan al-Ghina (nyanyian). Sedangkan mereka adalah manusia-manusia yang paling paham akan al-Quran dan penafsirannya. Abu Shahba berkata, "Aku bertanya kepada Abdullah bin Mas`ud tentang ayat ini, maka beliau berkata, 'Yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah nyanyian dan mendengarkannya.' Ibn Mas`ud juga mengatakan, 'Nyanyian itu dapat menimbulkan kamunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman.'"
Dalam kitab shahihnya al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abdurrahman bin `Auf, beliau berkata, "Aku pernah mendatang Rasulullah saw, ketika itu Ibrahim –putra beliau- baru saja menghembuskan nafas terakhir di pangkuan beliau. Air mata beliau berlinang. Kemudian aku bertanya kepada beliau, 'Bukankah engkau pernah melarang untuk menangis?' Rasulullah menjawab, 'Sesungguhnya aku dilarang dari dua macam suara yang bodoh dan jahat. Yaitu suara tangis yang keras ketika ditimpa musibah seraya merobek-robek pakaian dan mencakar-cakar wajah disertai tangisan syetan, dan suara nyanyian seraya bersenang-senang dan bermain-main.'"
Orang yang memiliki hati yang hidup dan penglihatan yang diterangi dengan cahaya iman akan mengetahui dengan jelas dan pasti bahwa nyanyian-nyanyian, senandung-senandung setan, dan alat-alat musik adalah alat perjuangan setan untuk melawan Allah dan segala yang telah disyari`atkanNya untuk kemaslahatan hati dan agama seluruh hambaNya.
Imam Abu Hanifah dan para shahabatnya berpendapat sangat keras tentang nyanyian, dan yang paling ringan adalah bahwa perbuatan tersebut termasuk dosa dan kemaksiatan. Para ulama penduduk kota Bashrah pun sepakat akan terlarangnya nyanyian dan musik, kecuali Ubaidillah bin Hasan al-Anbari yang berpendapat nyanyian dan musik tidak mengapa. Dengan begitu Ubaidillah telah memisahkan diri dari jama`ah, padahal Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang meninggalkan jama`ah maka bila dia mati, kematiannya adalah kematian jahiliah."
Dalam kitab Adab al-Qadha, Imam Syafi`i berkata, “Sesungguhnya nyanyian itu adalah suatu perbuatan yang sia-sia, makruh (dibenci), dan menyerupai kebathilan. Barangsiapa yang gemar terhadap nyanyian maka ia termasuk bodoh yang tertolak kesaksiannya.” Imam Syafi`i juga berkata, “Aku tinggalkan kota Baghdad, di kota tersebut ada suatu perbuatan yang dipelopori oleh orang-orang zindiq (orang-orang yang tidak meyakini akhirat dan ketuhanan, atau orang yang menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keimanan), mereka menamakannya ‘taghbir’. Perbuatan itu dimaksudkan untuk memalingkan menusia dari bacaan Al-Qur`an.”
Yang diamsud dengan taghbir adalah memukul-mukul dengan tongkat pada permukaan kulit atau bantal sehingga menimbulkan suara. Mereka lakukan itu seraya melantunkan syair-syair dengan tujuan hati menjadi lembut dan semakin zuhud. Taghbir dalam istilah ulama` salaf adalah nyanyian. Al-Hafizh Abu Musa al-Madini mengatakan, “Telah dikatakan bahwa yang dimakud dengan taghbir itu adalah nyanyian. Hal ini karena mengajak orang-orang untuk menari-nari hingga gerakan dan hentakan kaki mereka menerbangkan debu di tanah.” Abu Musa berkata, “Imam Syafi`i mengatakan, ‘Di kota Irak terdapat kaum zindiq yang memelopori taghir,’ dalam riwayat lain dikatakan, ‘Mereka menciptakan qashidah-qashidah (bait-bait nyanyian) untuk menyibukkan manusia sehingga tidak sempat lagi membaca al-Qur`an.’”
Tentang mendengarkan nyanyian, Abu Abdullah bin Batthah berkata, “Aku pernah ditanya seseorang tentang apa yang mereka sebut dengan qaul. Yang mereka maksudkan adalah mendendangkan nyanyian, mendengarkannya, serta berkumpul bersama orang-orang yang menggemarinya. Maka aku pun melarang dan menentangnya. Aku juga memberitahukan kepadanya bahwa nyanyian adalah salah satu perbuatan yang diharamkan oleh al-Quran dan sunnah. Nyanyian juga ditentang oleh para `ulama dan dibenci oleh orang-orang pintar. Hanya orang-orang yang bodoh dan lemah akalnya yang menganggap bahwa nyanyian itu mengandung kebaikan.
Dari Abu Musa al-Madini, bahwa banyak syaikh yang berkata, “Apabila orang-orang yang menghalalkan nyanyian itu dengan hadits dari `aisyah ra. –yaitu bahwa `Aisyah ra. berkata, ‘Rasulullah SAW datang menemuiku dihari tasyrik. Ketika itu di sampingku ada seorang budak perempuan milik Abdullah bin Salam memukul rebana dan bernyanyi’-, maka kami katakan bahwa Rasulullah SAW membolehkannya bagi dua orang budak perempuan tersebut karena mereka masih kecil dan saat itu juga sedang dalam suasana hari raya, dan inilah hari raya kita.”
Banyak para `ulama yang mengatakan dan memperingatkan bahwa dalam nyanyian itu lebih besar mudharat daripada manfaatnya bagi hati, daya rusaknya terhadap hati juga lebih besar daripada kebikannya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perkataan dan perbuatan) yang tidak berguna.” (QS. al-Mu`minuun: 1-3).
Allah juga berfirman, “Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah…” (QS. Luqman: 6).
Dalam riwayat-riwayat yang shahih dikatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat-ayat tersebut adalah nyanyian. Pendapat tersebut diungkapkan oleh para `ulama yang terpilih dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang bodoh dan jahat.
Dalam nyanyian terdapat syahwat dan syubhat. Termasuk syubhat dalam nyanyian adalah pendapat yang mengatakan bahwa ruh orang yang dari semula memiliki perasaan cinta yang benar akan tergerak dan terbangkitkan bilamana mendengar ungkapan-ungkapan cinta dilantunkan. Adapun kandungan syahwat dalam nyanyian adalah bagian yang membangkitkan dorongan nafsu. Nyanyian dan musik adalah dua bagian yang sangat dinikmati oleh nafsu. Sangat mungkin nyanyian dapat memabukkan jiwa lebih parah daripada yang dilakukan khamr. Jiwa manusia memang sangat terpengaruh dengan pendengaran dan penglihatan. Mendengarkan nyanyian dapat menyebabkan kondisi mabuk yang parah pada jiwa manusia. Sesungguhnya Allah menggambarkan kondisi mabuk kaum Luth as dalam ayat, “(Allah berfirman): ‘Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukkan kesesatan.’” (QS. al-Hijr: 72).
Kebathilan yang terkandung dalam nyanyian itu dapat menularkan hal-hal yang tecela kepada orang-orang yang menghadirinya, meskipun dari kalangan shadiq. Hal ini sangat mungkin karena mabuknya nafsu dapat mengalahkan hati dan ruh. Bila hal itu terjadi maka akan tenggelamlah manusia dalam nafsunya dan nafsunya itulah yang akan berkuasa atas dirinya. Wallahu a`lam bishshawab. (mazh_bowo).


SYIRIK LEBIH BERBAHAYA DARI PEMBUNUHAN

بسم الله الرحمن الرحيم

SYIRIK LEBIH BERBAHAYA DARI PEMBUNUHAN
"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyambah kepada-Ku. ( Adz-dzariat : 56 ).
Begitulah bunyi dari ayat Alloh , yang menyatakan bahwa tugas manusia hidup di muka bumi ini hanyalah untuk beribadah kepada Alloh semata. Akan tetapi pada kenyataannya banyak sekali di antara manusia yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, bahkan menyelihinya. Mereka dilalaikan oleh tipu daya syetan.
Sehingga mereka memperturutkan hawa nafsu, dan terjerumus kedalam lembah kesyirikan, mempersembahkan peribadatan mereka kepada selain Alloh.
Definisi Syirik
Secara bahasa syirik berasal dari kata شَرٍِ كَ (syarika) yaitu menjadi sekutunya, dan أَشْرَ كَ (asyraka) menjadikanya sekutu baginya (Al-munawwir:715.)
Adapun secara definisi syar'ie syirik adalah : Menyamakan selain Alloh dengan Alloh dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Alloh, seperti berdo'a kepada selainnya . Atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti: menyembelih, bernadzar, dan lainnya kepada selain Alloh.(Kitab tauhid 3:5,Dr Shalih bin Abdulloh Al fauzan).
Maka barang siapa yang menyembah kepada selain Alloh maka ia telah meletakkan ibadah tidak pada tempatnya, dan memberikannya kepada yang tidak berhak.

Dosa Syirik Lebih Besar Dari Pembunuhan

Alloh berfirman :



"Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada ulan haram, katakanlah: berperang pada bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangimanusia dari jalan Alloh, (masuk) masjidil haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar dosanya disisi Alloh. Dan fitnah itu lebih besar dari pembunuhan" (Al-Baqoroh:217).
Sebab turunnya ayat ini adalah .
Suatu ketika di bulan rajab tahun kedua setelah hijrahnya Rasululloh ke Madinahatau 17 bulan setelah hijrah. Rasululloh mengirim sebuah patroli pengintai dengan kekuatan8 orang yang dipimpin oleh Abdulloh bin Jahsyi Al Asadi. Ia membawa surat tertutup dari Rosululloh dan tidak boleh dibuka kecuali setelah mereka melakukan perjalanan selama dua hari.
Surat itu berisi: " Jika kamu telah melihat suratku ini maka teruslah berjalan sampai di Nahlah, suatu daerah antara Makkah dan Thaif. Dan intailahgerak gerik qoum Quraisy di sana, dan beritahukan kami tentang berita mereka.
Maka mereka semua berangkat ke nahlah kecuali dua orang , karena mereka mencari unta tungganganya yang hilang . Akan tetapi mereka berdua tertangkap oleh kaum Quraisy.
Sesampainya di nakhlah mereka melihat kafilah dagang Quraisy yang hendak kembali ke Makkah, dan menyerangnya, dan membunuh seorang kafir Quraisy yaitu Amru Al Hadrami. Dan berhasil menawan dua orang dari mereka, sedangkan seorang dari mereka berhasil melarikan diri ke makkah. Ini adalah ghanimah pertama bagi kaum muslimin.
Ketika berita ini sampai di telinga kaum Quraisy, mereaka mengirim utusan kepada Rosululloh di Madinah.Mereka berkata : "apakah engkau menghalalkan perang di bulan haram" . Maka Alloh menurunkan ayat ini.
Tafsir ayat و الفتنة أشد من القتل : dan fitnah lebih besar dari pada pembunuhan.
Para ulama tafsir menafsifkan kata fitnah dengan kesyirikan , diantaranya : Mujahid, Qatadah, Rabi', dan Ad-dahak.
Imam At- Tabari berkata: " Dan seorang mu'min yang mendapat ujian dalam agamanya sehingga ia kembali kepada kemusyrikan setelah keislamannya tersebut, lebih berbahaya dari pada ia melakukan suatu pembunuhan, akan tetapi ia masih berpegang teguh terhadap agamanya".
Perkataan ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Mujahid.
Kesimpulan
Sesungguhnya barangsiapa yang melakukan kesyirikan maka ia telah melakukan suatu kedzoliman yang besar. Karna ia telah ia telah mempersembahkan peribadatannya kepada selain Alloh. Sedangkan ibadah itu sendiri hanya dapat dipersembahkan kepada Alloh, dzat yang berhak disembah.
Dan sungguh dosa syirik adalah dosa yang paling besar, di antara dosa-dosa lainnya. Dan Alloh tidak mengampuni dosa ini. Alloh berfirman:
إن الله لا يغفر أن يشرك به و يغفر ما دون ذلك لمن يشاء
"Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa syirik, dan ia mengampuni dosa-dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendakinya".

Senin, 11 Januari 2010

Hukum Makan Tape?

Hukum Makan Tape?

Diposting pada Sabtu, 14-11-2009 | 10:57:07 WIB

Pertanyaan :

Assalamualaikum warahmatullah

Saya mau tanya tentang bagaimana hukumnya makan tape (baik singkong dan ketan) karena saya pernah dengar suatu kajian yang mengharamkan karena ada alkohol didalamnya? Kemudian kalau itu haram bagaimana dengan buah durian, dimana durian tersebut juga mengandung alkohol ?


Minta tolong dasar syar'inya

"Bambang Biut Basuki"

wassalamu'alaikum

Jawab:

بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه، أما بعد؛

Alaikumussalaam warahmatullah wabarakaatuh.

Tentang makan tape, hukumnya hendaknya dikaitkan kepada: "Apakah tape itu membikin mabuk ataukah tidak?", sebab Nabi mengaitkan haramnya suatu makanan atau minuman di antaranya ialah karena ia memabukkan. Beliau bersabda: "Kullu muskirin haraamun" (HR. Bukhari & Muslim). Artinya: setiap yg memabukkan itu haram.

Hadits ini diucapkan karena adanya pertanyaan tentang minuman yang dibuat dengan merendam kurma/gandum/kismis/dll dalam air hingga beberapa waktu, lalu diminum (yg dikenal dgn istilah 'nabidz'). Nabi pun mengizinkan untuk meminumnya dgn kaidah tadi, yakni selama ia tidak memabukkan. Beliau sendiri pernah diberi minum nabidz oleh para sahabat (muttafaq 'alaih), dan dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan bahwa Nabi biasanya tidak mau minum nabidz yang berumur lebih dari 3 hari (HR. Thabrani dengan perawi-perawi yg tsiqah).

Jadi, kesimpulannya ialah selama tape tadi tidak sampai ke tingkat memabukkan (yakni belum terlalu lama hingga baunya sangat menyengat atau rasanya tajam sekali), maka tidak mengapa. Tapi jika sudah lama dan menunjukkan gejala-gejala yang mungkin memabukkan, ya jangan diminum.

Adapun durian dan buah-buahan semuanya halal, sebab adanya kadar alkohol bukanlah alasan satu-satunya untuk mengharamkannya. Kita harus melihat apakah makanan tersebut dinamakan khamr? dibuat untuk tujuan khamr? atau memiliki sifat-sifat khamr? kalau iya, ya haram. Tapi kalau tidak, ya tidak haram.

Wallaahu a'lam.

(Dijawab oleh Ustadz Sufyan bin Fuad Baswedan, Lc)

Gerakan Pemujaan Gus Dur…

Gerakan Pemujaan Gus Dur…

Diposting pada Selasa, 05-01-2010 | 00:14:06 WIB

Terus terang, akhir-akhir ini rasanya sumpek melihat berita-berita TV. Isinya didominasi pemujaan-pemujaan terhadap Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Banyak suara-suara yang mengusulkan agar Gus Dur diangkat sebagai pahlawan nasional. Termasuk gerakan di DPR, facebook, dan sebagainya. Sementara pernyataan dari tokoh-tokoh Islam, seperti MUI, PP Muhammadiyyah, dan sebagainya “setali tiga uang”. Semua mengarah kepada upaya memuja Gus Dur. (Atau mungkin mereka ingin menempatkan Gus Dur sebagai “nabi jaman modern”? Entahlah).

Jujur saja, sikap-sikap seperti inilah yang selama puluhan tahun telah mematikan cahaya kebenaran. Ummat Islam tidak diajari bersikap tegas, jelas, dan lurus. Para elit agamawan, tokoh sosial, dan politik berlomba-lomba mencari muka, dengan resiko mengundang kemurkaan Allah Al Aziz. Na’udzubillah min dzalik.

Bayangkan, saat tahun 2001 lalu, ketika Gus Dur menjadi Presiden RI, mayoritas kekuatan politik di Indonesia menyerang dirinya dari berbagai sisi. Segala macam dalil-dalil untuk menjatuhkan Gus Dur, dikeluarkan semua. Termasuk foto Gus Dur memangku Ariyanti Sitepu, VCD Gus Dur dibaiat di gereja, dokumen keterlibatan Gus Dur dalam partai Ba’ats Irak, dan sebagainya. Tetapi lihatlah saat ini, setelah Gus Dur meninggal, semua orang berusaha memuja-muja Gus Dur. Seolah dia adalah ‘Tuhan’ yang berhak diagung-agungkan.

Ummat Islam mundur terus-menerus karena sejak lama ditipu terus oleh elit-elitnya. Mereka tidak diajari sikap yang benar, konsisten, tegas, dan pemberani. Semua elit rata-rata mencari muka, dengan alasan “sikap diplomatis”. Ya, ada kalanya “sikap diplomatis” bisa dipakai. Tetapi tidak dalam segala persoalan harus memakai “sikap diplomatis”. Dalam urusan akidah yang membahayakan Ummat, seperti dalam soal film “Kiamat 2012” lalu itu, kita harus bersikap tegas.

Baiklah, mari kita bahas kembali tentang Gus Dur. Siapakah Gus Dur ini? Siapakah dia, bagaimanakah ideologinya? Bagaimana perjuangannya?

Dari sekian banyak proses pembacaan dan analisis terhadap kiprah Gus Dur sejak dia memimpin PBNU, saya dapat menyimpulkan, bahwa: “Mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un ketika Gus Dur meninggal, adalah kesalahan. Kematian Gus Dur bukanlah musibah, tetapi bagian dari pertolongan Allah Al Aziz kepada kaum Muslimin di Indonesia.”

Ketika bicara tentang Gus Dur, maka kita harus berbicara tentang YAHUDI. Nah, inilah asas segala pembicaraan tentang Gus Dur. Siapapun yang berbicara tentang Gus Dur tanpa menyinggung gerakan Yahudi internasional, dia salah!!!

Coba kita runut masalah ini secara jernih, bi idznillah:

[01] Setiap hari kita membaca Surat Al Fatihah dalam Shalat. Disana ada doa, agar kita diberi petunjuk oleh Allah, yaitu mengikuti Shiratal Mustaqim. Shirat Al Mustaqim ini bukan jalan “al maghdhub ‘alaihim” (jalan orang yang dimurkai oleh Allah). Nabi Saw menjelaskan, bahwa kaum yang dimurkai itu adalah kaum Yahudi. Maka ketika kita bicara tentang Yahudi, otomatis kita bicara tentang suatu kaum yang dimurkai Allah Al Aziz. Ini bukan perkara sepele, tetapi amat sangat serius.

[02] Yahudi (Bani Israil) mengalami pasang-surut gerakan selama ribuan tahun. Awal gerakan mereka adalah di masa Nabi Ya’qub As dan anak keturunannya yang diberi tempat oleh raja Mesir di Kan’an. Di kalangan Bani Israil ada yang shalih-shalih, tetapi lebih banyak yang durhaka. Para Nabi-nabi, seperti Ya’qub, Yusuf, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya, Isa, dan lain-lain ‘alaihimussalam, mereka termasuk bagian Bani Israil yang shalih-shalih.

[03] Di jaman modern, atau setidaknya setelah Eropa mengalami Renaissance, Yahudi mengalami transformasi gerakan keagamaan baru. Gerakannya berbeda dengan risalah Nabi-nabi dari kalangan Bani Israil. Gerakan mereka justru menginduk kepada inspirasi Samiri yang pernah membuat patung Al Baqarah (sapi betina) untuk pemujaan. Mereka mengambil ide-ide kemusyrikan dari bangsa Mesir, di jaman Fir’aun. Hampir semua simbol-simbol keagamaan yang dipakai Yahudi modern, itu digali dari peradaban kemusyrikan Mesir. Jadi, Yahudi modern bukanlah pengikut Musa, Dawud, atau Sulaiman, tetapi mengikuti Samiri yang membuat patung sapi betina untuk pemujaan. Hal itu dikuatkan dengan doktrin Talmud yang mengagung-agungkan etnis mereka, dan melecehkan Tuhan (Allah Ta’ala). Yahudi yang berpegang kepada Talmud bukanlah bagian dari Ahli Kitab, tetapi mereka adalah orang-orang musyrik yang mengikuti jalan Samiri.

[04] Secara umum, Yahudi modern terdiri dari dua komunitas besar, yaitu: Yahudi asli (original Jewish) dan Yahudi warna-warni (colored Jewish). Yahudi asli maksudnya, orang-orang yang mewarisi darah Yahudi. Darah Yahudi ditentukan oleh silsilah keturunan dari jalur ibu. Inilah manusia yang benar-benar disebut Yahudi. Dan harus dicatat, kaum Yahudi ini amat sangat ketat dalam menjaga kemurnian etnis mereka. Mereka tidak tertarik melakukan asimilasi seluas-luasnya, sebab mereka merasa sebagai “etnis terbaik di dunia”, sementara etnis lain dianggap “budak” yang bebas dieksplotasi tanpa batas. Lalu yang disebut Yahudi warna-warni adalah siapa saja dari etnis apapun selain Yahudi yang bekerja mensukseskan misi Yahudi internasional. Mereka ini bisa disebut “budak-budak” Yahudi asli. Mereka bisa orang Jawa, bisa orang pesantren, bisa bergelar kyai haji, bisa asal Jombang, dan sebagainya. Mereka itu jelas-jelas tidak berdarah Yahudi, karena ibunya bukan Yahudi, tetapi mau suka-rela berjihad membela missi Yahudi internasional.

[05] Yahudi warna-warni itu biasanya tergabung dalam organisasi-organisasi mantel pendukung Zionisme internasional. Selama ini, mereka kita kenal sebagai “Freemasonry”. Tetapi menurut ahlinya, organisasi mantel itu bisa macam-macam. Freemasonry hanya satu bentuk saja. Rizki Ridyasmara menyebut mereka sebagai kelompok Luciferian, karena mereka mengabdi kepada “tuhan” yang bernama Lucifer yang disimbolkan dalam bentuk bintang, di dalamnya ada bentuk kepala kambing bertanduk dua. Bisa dikatakan, Lucifer adalah simbolisasi Iblis itu sendiri. Kaum Freemasonry ini bisa berasal dari berbagai etnis, dari berbagai negara, dari berbagai status, ikatan keagamaan, organisasi, dan sebagainya. Tapi mereka satu kata dalam simbol keagamaan, ideologi, dan missi memperjuangkan kepentingan Yahudi nternasional.

[06] Pertanyaannya, mengapa Yahudi asli harus membentuk organisasi mantel yang bermacam-macam? Atau mengapa Yahudi asli harus meminta bantuan “Yahudi abang ijo”? Jawabnya: Yahudi membutuhkan penetrasi ke berbagai negara/etnis di dunia, untuk mendukung missi mereka. Sedangkan cara terbaik penetrasi ialah dengan memakai tangan orang-orang dari negara/etnis masing-masing. Misalnya, Yahudi mengambil seorang kyai haji sebagai agen mereka. Maka diharapkan, semua jamaah kyai haji itu akan mudah dikendalikan untuk mendukung missi Yahudi. Kemudian, Yahudi sendiri merasa dirinya terlalu suci untuk berhubungan dengan manusia-manusia lain. Mereka tidak mau “kotor tangan”, maka dipakailah agen-agen dari setiap negara untuk menggarap negara masing-masing. Soal biaya, mereka bersedia memberikan dukungan penuh.

[07] Perlu dicatat, bahwa siapapun yang terlibat dalam gerakan mantel Yahudi seperti Freemasonry, mereka bukan orang Muslim. Mereka itu kafir. Tidak diragukan lagi. Mengapa? Sebab mereka berani mengkhianati agamanya sendiri dalam rangka mensukseskan missi Yahudi. Kemudian, mereka tidak meyakini lagi bahwa Islam adalah agama yang paling benar. Ideologi mereka diganti dengan humanisme, pluralisme, dan demokratisme. Kemudian, mereka selama hidupnya selalu memusuhi missi perjuangan Islam. Dan mereka ridha dengan ritual-ritual kekufuran yang berlaku di organisasi seperti Freemasonry itu.

[08] Untuk mengenali apakah seseorang terlibat Freemasonry atau tidak, sungguh tidak mudah. Mungkin hanya kerja intelijen negara yang bisa menyingkap hal itu. Tetapi seorang anggota Freemasonry bisa dikenali tanda-tandanya, misalnya: (1) Mereka bukan Yahudi asli, ibunya bukan berdarah Yahudi; (2) Selama hidupnya dia mengagung-agungkan slogan humanisme, pluralisme, dan demokrasi; (3) Dia sangat memusuhi misi perjuangan Islam, dan membenturkan misi tersebut dengan seruan Sekularisme atau Nasionalisme; (4) Dia memiliki sumbangan, sedikit atau banyak, bagi kemajuan Yahudi internasional; (5) Dia mendapat penghargaan resmi dari organisasi Yahudi internasional.

[09] Adalah sulit untuk memastikan bahwa Gus Dur adalah seorang Freemason, sebab kita tidak memiliki bukti validnya. Bisa jadi kalangan Muslim lain memiliki data tersebut, sehingga ia bisa dibuka. Namun untuk menyimpulkan, bahwa Gus Dur adalah seorang penyokong gerakan Yahudi internasional sangatlah mudah. Banyak tanda-tandanya. Misalnya, dia pernah terlibat mendirikan Shimon Perez Institute; dia pernah pergi ke Israel; dia pernah mendapat medali dari organisasi Yahudi karena keberaniannya membela kepentingan Yahudi di Indonesia; ketika menjadi Presiden RI, dia pernah hendak membuka hubungan dagang dengan Israel; Gus Dur secara formal pernah membela Yahudi di depan media massa. Dia mengatakan, “Yahudi itu orang beragama, bukan atheis. Kalau dengan Soviet yang komunis saja Indonesia mau menjalin hubungan, mengapa tidak dengan Israel?” Begitu kira-kira alasan dia ketika itu. Sangat jelas sekali bahwa Gus Dur adalah seorang Zionis (pembela Israel) dari kalangan bangsa Indonesia.

[10] Fakta kecil yang perlu disinggung, yakni kedekatan Gus Dur dengan Ahmad Dhani, dari band Dewa. Semua orang sudah tahu, bagaimana sikap Dhani kepada Gus Dur. Dhani sangat memuja-muja Gus Dur. Pendek kata, Gus Dur mau berbicara apapun, Dhani dijamin akan mendukung. Sementara Dhani ini sangat layak dicurigai sebagai bagian dari Freemasonry di Indonesia. Ada yang pernah membahas simbol-simbol yang dipakai Dhani dalam cover album-albumnya. Dhani pernah menginjak-injak kaligrafi Allah yang telah disamarkan, di atas panggung band. Kemunculan abum “Laskar Cinta” ditujukan sebagai anti-tessa “Laskar Jihad” (segala upaya Jihad untuk membela Islam). Dalam salah satu lagu hits-nya, Dhani melantunkan lirik yang kurang lebih isinya sebagai berikut, “Tak ada yang lain, selain diri-Mu yang selalu kupujaaa… Dengan mata-Mu aku melihat, dengan lidah-Mu aku bicara.” Di mata kita, mungkin lagu ini dianggap bentuk pujian kepada Allah. Maka ia dianggap sebagai lagu “pop religi” Dhani dan bandnya. Padahal bisa jadi, yang dimaksud diri-Mu, memuja-Mu, mata-Mu, lidah-Mu itu adalah Lucifer, dewa pujaan kaum Freemasonry. Sebab disana tidak ada disebutkan kata “Allah” sedikit pun. Malah kaligrafi Allah diinjak-injak oleh Dhani dan kawan-kawan. Ada sebuah informasi menarik, ketika Kraton Solo tiba-tiba menganugerahi Dhani dengan gelar “Raden”. Tidak ada angina, tidak ada hujan, tiba-tiba Dhani dianugerahi gelar itu. Dhani sendiri merasa heran dengan gelar itu, sebab dia bukan orang Jawa. Ini sangat janggal. Ada apa ini, tiba-tiba dia di-raden-kan oleh Kraton Solo? Hal lain yang tak kalah menarik, kasus Dhani dengan Mulan Jamila. Hampir tidak ada satu pun media infotainment yang menghujat sikap Dhani yang mengkhianati isterinya itu. Padahal ketika kasus yang sama menimpa pasangan artis-artis lain, media infotanment getol memberitakan hal itu. Saya juga masih ingat, betapa Dhani sangat ngefans dengan Manchester United yang dikenal dengan julukan “Setan Merah”. Ketika MU akan bertanding dengan FC Barcelona dalam Piala Champions, Dhani secara emosional mendukung MU. Malah ketika MU datang ke Malaysia, Dhani mengajak anak-anaknya datang kesana. Banyak sisi-sisi menarik seputar kiprah Dhani “Dewa” yang mencerminkan kedekatan manusia itu dengan gerakan Freemasonry.

[11] Patut diingat dengan jelas, bagaimana peranan media massa, terutama media TV dalam memuja-muja Gus Dur. Selama ini saya cukup bersimpati kepada MetroTV, sering mengakses TVOne, dan berita-berita lain. Tetapi dengan gerakan pemujaan Gus Dur, ini tampak nyata bahwa media-media itu seperti berlomba mencari keridhaan Yahudi internasional. Caranya, dengan memuja-muja Gus Dur. Sejujurnya, sejak dulu Gus Dur itu tidak ada apa-apanya. Dia menjadi besar bukan karena dirinya, tetapi karena REKAYASA MEDIA. Media yang membuat Gus Dur besar, dan media pula yang membuat tokoh-tokoh lain kecil. Bayangkan, media massa tidak pernah peduli ketika Ketua PP Persatuan Islam, KH. Shiddiq Amin wafat. Begitu pula, ketika KH. Husein Umar wafat. Media tidak mau memberitakan, atau menghargainya secara layak. Tetapi ketika ada seorang icon Yahudi di Indonesia mati, mereka berlomba-lomba melakukan “ritual pemujaan”. Sangat menyedihkan! Kalau akhirnya nanti Gus Dur benar-benar ditasbihkan sebagai “pahlawan nasional”, sungguh kita patut memboikot semua media-media sekuler itu. Jangan lagi merasa memiliki media, selain media yang kita buat sendiri.

[12] Orang-orang yang mengklaim dirinya pro pluralisme, pro demokrasi, pro humanisme, lalu memuja-muja Gus Dur sebagai manusia yang berjasa besar dalam ketiga isu tersebut. Pada dasarnya, mereka adalah orang-orang BODOH yang tidak mengerti ujung dari gerakan pluralisme, humanisme, dan demokrasi itu sendiri. Pluralisme adalah ideologi untuk mematikan keimanan kepada agama-agama (bukan hanya Islam). Seorang pluralis sejati tidak memiliki keyakinan yang kuat kepada suatu agama, selain agama pluralisme itu sendiri. Orang-orang yang berakidah humanisme, mereka mempertuhankan “kepentingan manusia”, sehingga manusia dianggap bebas merdeka, termasuk bebas dari aturan agama. Manusia yang berakidah demokrasi, mereka meyakini bahwa “suara rakyat suara Tuhan”. Artinya, cukuplah kesepakatan rakyat untuk menggantikan peranan aturan Tuhan. Ketiga prinsip (pluralisme, humanisme, demokrasi) ini adalah hakikat atheisme, sebagaimana prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Freemasonry kepada para pengikutnya.

[13] Semua orang yang memuja-muja Gus Dur, pada dasarnya tidak keluar dari 3 kemungkinan: Pertama, mereka orang bodoh yang tidak tahu informasi dan sempit wawasan. Mereka orang-orang fanatik yang tidak bisa membedakan hitam dan putih; Kedua, mereka orang oportunis yang merasa perlu mencari keridhaan umat manusia (khususnya investor Yahudi) agar mendapat keuntungan-keuntungan duniawi; Ketiga, mereka satu barisan dengan Gus Dur dalam rangka memadamkan cahaya agama Allah dan membesarkan missi Yahudi laknatullah ‘alaihim. Hanya ini kemungkinannya.

[14] Betapa banyak manusia takut kepada Gus Dur, selama hidupnya. Mereka tidak berani mengkritik Gus Dur, tidak berani berbeda pendapat, tidak berani membantah, tidak berani menentang pendapat-pendapatnya yang keliru. Termasuk, ketika Gus Dur mengatakan, bahwa Al Qur’an adalah kitab suci yang paling porno. Mereka tetap tidak berani mengingatkan Gus Dur. Mereka sangat takut kepada Gus Dur, karena takut kuwalat, takut celaka, takut mengalami kemalangan. Lihatlah, betapa banyak manusia sudah mempertuhankan Gus Dur. Kepada Allah mereka tidak takut, tetapi kepada Gus Dur begitu ketakutan. Realitas seperti itu adalah kemusyrikan dalam bentuk baru.

[15] Terakhir, betapa hinanya manusia yang mau membela, membantu, mendukung, menyokong, mempermudah gerakan Yahudi internasional. Padahal mereka semula adalah Muslim, orang Indonesia, orang pesantren, dan sebagainya. Sayang sekali, mereka mendukung Yahudi internasional yang terkenal dengan misi-misi kejahatan mereka untuk memperbudak seluruh manusia di dunia. Mereka mendukung gerakan yang tujuan akhirnya menjadikan semua manusia bersimpuh di telapak kaki Yahudi. Bahkan sangat disayangkan sekali, mereka lahir dari rahim wanita-wanita non Yahudi. Mengapa? Sebab selama mereka tidak memiliki darah Yahudi, statusnya tetap sebagai “budak”. Sangat menyedihkan, mereka bersusah-payah mendukung misi kerusakan di muka bumi.

Sulit bagi saya untuk memastikan, apakah Gus Dur seorang Freemason atau bukan? Tetapi setidaknya kita mendapat banyak bukti, bahwa dia adalah tokoh yang selama hidupnya banyak menolong missi-missi Yahudi internasional. Dalam Surat Al Maa’idah dikatakan, “Wan man yatawallahum, fainnahu minhum” [siapa yang loyal kepada mereka (Yahudi atau Nashrani), sesungguhnya dia bagian dari mereka].

Sekali lagi ditegaskan disini, Gus Dur bukan saja tidak pantas dianggap sebagai “pahlawan nasional”. Bahkan mengucapkan “innalillah wa inna ilaihi raji’un” saat dia mati, adalah sebuah kesalahan.

Saudaraku, Anda jangan takut kepada siapapun dalam rangka mentaati Allah dan Rasul-Nya. Sekaligus Anda jangan berani memuja-muja manusia yang tidak pantas dipuji, sehingga perbuatan Anda itu akan mengundang kemurkaan Allah Ta’ala. Jadilah Muslim sejati yang bicara apa adanya; katakan benar jika benar, katakan salah jika salah. Demi Allah, orang-orang oportunis dimanapun tidak akan beruntung. Mereka takut dimusuhi manusia, tetapi tidak takut dimusuhi Allah Ta’ala.

Perhatikan nasib orang-orang yang saat ini berlomba-lomba memuja Gus Dur, kemudian mereka tidak bertaubat dari kesalahan-kesalahannya. Lihatlah apa yang nanti akan menimpa mereka! Mari kita sama-sama menyaksikan!

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, wallahu Akbar, wallahu Akbar, wallahu Akbar walillahil hamdu.

Abu Muhammad Waskito.